bangmusicmgmt.com – Pada tanggal 22 Juni 2024, Taiwan mengalami ketegangan yang luar biasa setelah mendeteksi sedikitnya 41 pesawat tempur dan 7 kapal perang China beroperasi di sekitar pulau tersebut dalam waktu 24 jam terakhir. Kejadian ini menandai eskalasi signifikan dalam ketegangan antara China dan Taiwan, yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir.
Menurut laporan dari berbagai sumber, termasuk Tribunnews dan Ayobacanews, operasi militer China ini melibatkan pesawat tempur dan kapal perang yang mengelilingi Taiwan dari berbagai arah. Tindakan ini dianggap sebagai respons terhadap pernyataan Presiden Taiwan, Lai Ching-te, yang menyatakan bahwa Taiwan adalah negara yang berdaulat dan tidak tunduk pada China. Pernyataan ini memicu reaksi keras dari Beijing, yang menganggapnya sebagai provokasi terhadap upaya reunifikasi.
Konteks dan Latar Belakang
Hubungan antara China dan Taiwan telah lama tegang, dengan Beijing mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya meskipun Taiwan menjalankan pemerintahan sendiri. China telah berulang kali menegaskan bahwa mereka tidak akan ragu untuk menggunakan kekuatan militer jika Taiwan secara resmi menyatakan kemerdekaan.
Operasi militer China ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Pada Agustus 2022, China juga melakukan latihan militer besar-besaran setelah kunjungan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, ke Taiwan. Latihan serupa juga dilakukan setelah pelantikan Presiden Lai Ching-te pada Mei 2024, yang dianggap oleh Beijing sebagai tokoh yang mendukung kemerdekaan Taiwan.
Detail Operasi Militer
Operasi militer terbaru ini, yang diberi kode “Joint Sword-2024 B”, melibatkan latihan gabungan antara angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara, dan pasukan roket China. Latihan ini mencakup patroli tempur laut-udara, blokade pelabuhan kunci, serangan terhadap target maritim dan darat, serta penguasaan superioritas komprehensif.
Selama latihan, China mengerahkan pesawat tempur, kapal perang, dan kapal penyerang amfibi. Mereka juga memindahkan peluncur rudal mobile ke posisi yang strategis. Taiwan mendeteksi 25 pesawat China yang memasuki zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan, dengan 16 di antaranya melintasi Garis Median, sebuah batas informal di Selat Taiwan yang hingga beberapa tahun terakhir dihormati oleh kedua belah pihak.
Respons Taiwan
Taiwan dengan tegas mengutuk latihan militer China ini sebagai “provokasi yang tidak masuk akal” dan telah mengerahkan pasukannya sendiri untuk memantau situasi. Presiden Lai Ching-te menyatakan bahwa pemerintah akan terus mempertahankan sistem konstitusional yang demokratis dan bebas, melindungi Taiwan yang demokratis, dan menjaga keamanan nasional.
Taiwan juga menyerukan kepada China untuk menghentikan provokasi militer yang merusak perdamaian dan stabilitas regional serta menghentikan ancaman terhadap demokrasi dan kebebasan Taiwan.
Implikasi dan Masa Depan
Eskalasi ketegangan ini menimbulkan casino online kekhawatiran serius tentang potensi konflik militer di kawasan Asia. Analis militer mengatakan bahwa latihan ini adalah bagian dari strategi China untuk terus menekan Taiwan dan menormalisasi latihan perang reguler.
Dengan kedua belah pihak yang semakin tegang, situasi di Selat Taiwan tetap menjadi sorotan internasional. Komunitas internasional diharapkan untuk memainkan peran aktif dalam mencegah eskalasi lebih lanjut dan mendorong dialog damai antara China dan Taiwan.